Sabtu, 08 Desember 2018

RASIO KEUANGAN


RASIO KEUANGAN

Pengertian Rasio Keuangan
Pengertian analisis rasio keuangan atau yang dikenal dengan istilah financial ratio  ialah sebagai alat analisis untuk  membandingkan angka-angka yang terdapat pada laporan keuangan dan juga untuk melihat atau mengetahui posisi keuangan suatu perusahaan serta menilai kinerja manajemen perusahaan tersebut dalam satu periode tertentu.


Manfaat Analisis Rasio Keuangan (Financial Ratio Analysis)
Analisis Rasio Keuangan memberikan berbagai manfaat bagi manajemen perusahaan, kreditur dan investor. Beberapa manfaat analisis rasio keuangan adalah sebagai berikut :

§  Membantu menganalisis tren kinerja sebuah perusahaan.
§  Membantu para stakeholder untuk membandingkan hasil keuangan suatu perusahaan dengan pesaingnya.
§  Membantu Manajemen, kreditur dan investor untuk mengambil keputusan.
§  Dapat menunjukan letak permasalahan keuangan perusahaan serta kekuatan dan kelemahannya.

Keunggulan Analisis Rasio Keuangan
Analisis keuangan, yang mencakup analisis rasio keuangan, analisis kelemahan dan kekuatan di bidang finansial akan sangat membantu dalam menilai prestasi manajemen dimasa lalu dan prospeknya dimasa mendatang. Dengan analisis keuangan ini dapat diketahui kekuatan serta kelemahan yang dimiliki oleh seorang busines enterprise. Rasio tersebut dapat memberikan indikasi apakah perusahaan memiliki kas yang cukup untuk memenuhi kewajiban finansialnya, besarnya piutang yang cukup rasional, efisiensi manajemen persediaan, perencanaan pengeluaran investasi yang baik, dan struktur modal yang sehat sehingga tujuan memaksimumkan kemakmuran pemegang saham dapat tercapai. Dengan menganalisis prestasi keuangan, seorang analis keuangan akan dapat menilai apakah manajer keuangan dapat merencanakan dan mengimplementasikan kedalam setiap tindakan secara konsisten dengan tujuan memaksimumkan kemakmuran pemegang saham. Disamping itu analisis semacam ini juga dapat dipergunakan oleh pihak lain seperti bank, untuk menilai apakah cukup beralasan ( layak ) untuk memberikan tambahan dana atau kredit baru, calon investor untuk memproyeksikan prospek perusahaan dimasa datang ( R. Agus Sartono, 1994 : 119 – 120 ).

Kelemahan Analisis Rasio Keuangan
Menurut Teuku Mirza dan Imbuh S ( 1999 ), ada beberapa kelemahan dari rasio keuangan :
(1)    Adanya distorsi karena laba yang dimasukkan tidak memasukkan unsur biaya modal ekuitas.
(2)    Laporan keuangan dari suatu perusahaan yang memiliki sejumlah divisi dari industri yang berlainan akan sulit dibandingkan dengan perusahaan lain atau dengan data suatu industri.
(3)    Terjadinya distorsi karena pengaruh inflasi dan penggunaan data historis dalam akuntansi.
(4)    Laporan keuangan tidak dapat berdiri sendiri, tetapi harus didukung oleh catatan atas laporan keuangan. Informasi ini harus dicermati karena mungkin memuat potensi masalah yang dapat sangat mempengaruhi kondisi keuangan suatu perusahaan.
(5)    Kesulitan dalam menginterpretasikan hasil analisa. Misalkan, quick rqtio yang tinggi apakah bagus karena kuatnya likuiditas perusahaan. Atau, justru jelek karena perusahaan memegang kas yang berlebih yang justru tidak produktif.
(6)    Perbedaan dalam perlakuan akuntansi dapat menimbulkan distorsi dalam membandingkan rasio.
(7)    Adanya praktek window dressing tentunya membuat laporan keuangan terlihat bagus.

Nah sekarang kita akan bahas macam-macam rasio keuangan. Ada apa aja sih macam-macam rasio keuangan? Yukk kita bahas!!!

1.  Earning Ratio

·        DPS (Dividen Per Share)
Pengertian dividen per lembar saham (DPS) menurut Susan Irawati (2006:64) menyatakan bahwa : 
"Dividen per lembar saham (DPS) adalah besarnya pembagian dividen yang akan dibagikan kepada pemegang saham setelah dibandingkan dengan rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar”.
Dividend Per Share (DPS) adalah bagian keuntungan yang diberikan kepada para pemegang saham yang jumlahnya sebanding dengan jumlah saham yang dimiliki.

Rumus : 
DPS = Total dividen yg dibagikan : Jumlah lembar saham yg beredar

·        EPS (Earning Per Share)
Laba per saham atau Earning Per Share atau EPS adalah ukuran profitabilitas yang sangat berguna dan apabila dibandingkan dengan Laba per Saham pada perusahaan sejenisnya, Laba per Saham ini akan memberikan suatu gambaran yang sangat jelas tentang  kekuatan profitabilitas antara perusahaan yang bersangkutan dengan perusahaan pembandingnya. Perlu diketahui bahwa perusahaan pembandingnya harus merupakan perusahaan yang bergerak di jenis industri yang sama. Earning per Share atau EPS ini apabila dihitung selama beberapa tahun, maka akan menunjukan apakah profitabilitas perusahaan tersebut semakin membaik atau malah semakin memburuk. Investor biasanya akan menginvestasikan dananya pada perusahaan yang Laba per Sahamnya yang terus meningkat.

Rumus :

EPS (Earning per Share atau Lembar per Saham) dihitung dengan membagi laba bersih setelah pajak dan dividen yang dibagikan dengan jumlah saham yang beredar. Earning per Share ini dapat dinyatakan dengan rumus EPS dibawah ini :

Laba per Saham (EPS) =  (Laba Bersih setelah Pajak  – Dividen)  / Jumlah Saham yang Beredar

Jika terjadi perubahan struktur modal (contohnya perubahan jumlah saham) selama perioda pelaporan, maka saham yang beredar harus dihitung berdasarkan rata-rata tertimbang saham (weighted average share) yang beredar selama tahun berjalan.

·        RPS (Revenue Per Share)
             Perhitungan pendapatan untuk trailing 12-bulan (TTM) dibagi dengan                          saham    yang beredar.

Rumus :

Pendapatan Per Saham (Kuartal) = Penerimaan Kuartalan / Saham Biasa

Pendapatan Per Saham (TTM) = Tertinggal 12 Bulan Pendapatan / Saham Biasa Beredar dari kuartal terbaru

·        BVPS ( Book Value Per Share)
`        Book Value per Share (BVPS) atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan Nilai Buku per Saham adalah rasio yang digunakan untuk membandingkan ekuitas pemegang saham dengan jumlah saham yang beredar. Dengan kata lain, Rasio Book Value per Share ini digunakan untuk mengetahui berapa jumlah uang yang akan diterima oleh pemegang saham apabila suatu perusahaan dibubarkan (dilikuidasi) atau jumlah uang yang dapat diterima oleh pemegang saham apabila semua aktiva (aset) perusahaan dijual sebesar nilai bukunya.

Rumus :

Book Value per Share = Total Ekuitas / Jumlah Saham yang Beredar

atau

Book Value per Share = (Aset – Hutang) / Jumlah Saham yang beredar

·        CFPS ( Cash Flow Per Share)
Arus kas per saham adalah laba setelah pajak ditambah depresiasi pada basis per-saham yang berfungsi sebagai ukuran kekuatan keuangan perusahaan. Banyak analis keuangan lebih menekankan pada nilai arus kas per saham daripada nilai laba per saham. Meskipun nilai laba per saham dapat dimanipulasi, arus kas per saham lebih sulit diubah, sehingga menghasilkan nilai kekuatan dan keberlanjutan model bisnis tertentu yang lebih akurat.

Rumus :

Cash Flow Per Share = (Operating Cash Flow – Preferred Dividends) / Common Shares Outstanding

·        CEPS (Cash Equivalent Per Share)
Kas dan setara kas (CCE) adalah aset lancar paling likuid yang ditemukan pada neraca keuangan suatu perusahaan. Setara tunai adalah komitmen jangka pendek "dengan kas menganggur sementara dan mudah dikonversi menjadi jumlah uang tunai yang diketahui". [1] Investasi biasanya dihitung sebagai setara kas ketika memiliki jangka waktu pendek 90 hari atau kurang, dan dapat dimasukkan ke dalam saldo kas dan setara kas dari tanggal akuisisi ketika ia membawa risiko tidak signifikan dari perubahan dalam nilai aset ; dengan lebih dari 90 hari, aset tersebut tidak dianggap sebagai kas dan setara kas. Investasi ekuitas sebagian besar dikecualikan dari setara kas, kecuali pada dasarnya setara kas, misalnya, jika saham yang disukai diperoleh dalam jangka waktu pendek dan dengan tanggal pemulihan yang ditentukan.

Rumus :

Change in CCE = End of Year Cash and Cash equivalents - Beginning of Year Cash and Cash Equivalents

Value of Cash and Cash Equivalents at the end of period = Net Cash Flow + Value of CCE at the period of beginning

·        NAVPS (Net Assets Value Per Share)
Net Assets Value Per Share (NAVPS) adalah ekspresi untuk nilai aset bersih yang mewakili nilai per saham dari reksadana, dana yang diperdagangkan di bursa (ETF) atau dana tertutup. Ini dihitung dengan membagi total nilai aset bersih dari dana atau perusahaan dengan jumlah saham yang beredar.

Rumus :

NAVPS = (Market Value of All Securities Held by Fund + Cash and Equivalent Holdings - Fund Liabilities) / Total Fund Shares Outstanding


2.  Valuation Ratio

·        PER ( Price to Earning Ratio)
Price To Earning Ratio, atau disingkat P/E Ratio adalah alat utama penghitungan harga saham suatu perusahaan dibandingkan dengan pendapatan perusahaan.

Rumus :

P/E Ratio = Harga Saham / Earning Per Share

·        PSR (Price Sales Ratio)
Price to Sales Ratio (PSR atau P/S Ratio) yang dalam bahasa Indonesia disebut dengan Rasio Harga terhadap Penjualan ini adalah rasio keuangan yang membandingkan harga saham perusahaan dengan penjualan tahunannya. Sama dengan Price to Earning Ratio (PER) dan Price/Earning to Growth Ratio (PEG), Price to Sales Ratio ini biasanya juga digunakan untuk penilaian saham atau umumnya disebut dengan istilah Rasio Valuasi Investasi atau Rasio Valuasi Saham.

Rumus :

Rasio Harga Terhadap Penjualan atau Price to Sales Ratio ini dihitung dengan membagikan Harga per Saham dengan Pendapatan per Saham.

Price to Sales Ratio = Harga per Saham / Pendapatan per Saham

Atau

Price to Sales Ratio = Kapitalisasi Pasar / Penjualan

Catatan :
Harga per Saham dapat dilihat dari sumber-sumber yang memuat data pasar saham sedangkan Pendapatan per Saham dapat dihitung dengan membagikan Pendapatan Perusahaan yang terdapat dalam Laporan Keuangan dengan Jumlah keseluruhan saham yang beredar.
Kapitalisasi Pasar dapat dihitung dengan mengalikan Harga per Saham dengan jumlah saham yang beredar. Sedangkan Pendapatan Perusahaan dapat dilihat dari Laporan Keuangan Perusahaan yang bersangkutan.

·        PBVR (Price Book Value Ratio)
Price to Book Value atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan Rasio Harga terhadap Nilai Buku yang disingkat dengan PBV adalah rasio valuasi investasi yang sering digunakan oleh investor untuk membandingkan nilai pasar saham perusahaan dengan nilai bukunya.  RAsio PBV ini menunjukan berapa banyak pemegang saham yang membiayai aset bersih perusahaan.
Nilai Buku atau Book Value memberikan perkiraan nilai suatu perusahaan apabila diharuskan untuk dilikuidasi. Nilai Buku ini adalah nilai aset perusahaan yang tercantum dalam laporan keuangan atau Balance Sheet dan dihitung dengan cara mengurangkan kewajiban perusahaan dari asetnya (Nilai Buku = Aktiva – Kewajiban). Dengan kata lain, Rasio Price to Book Value ini dapat menunjukan apa yang  akan didapatkan oleh pemegang saham setelah perusahaan terjual dengan semua hutangnya telah dilunasi. Rasio PBV yang rendah merupakan tanda yang baik bagi perusahaan.
Price to Book Value atau Price/Book Value Ratio ini membantu investor untuk membandingkan nilai pasar atau harga saham yang mereka bayar per saham dengan ukuran tradisional nilai suatu perusahaan.

Rumus :

Rasio Harga terhadap Nilai Buku = Harga per Lembar Saham / Nilai Buku per lembar Saham

Atau dalam bahasa Inggris :

Price to Book Value (PBV) =  Stock Price per Share / Book Vale Per Share

·        PCFR (Price Cash Flow Ratio)
Price to Cash Flow Ratio (PCFR atau P/CF Ratio) atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan Harga Terhadap Arus Kas adalah rasio valuasi investasi yang digunakan oleh investor untuk mengevaluasi daya tarik investasi terhadap saham suatu perusahaan dengan membandingkan harga saham suatu perusahaan dengan arus kas perusahaan tersebut. Dengan kata lain, Price to Cash Flow Rasio ini menunjukan jumlah uang yang bersedia dibayar oleh Investor untuk arus kas yang dihasilkan oleh perusahaan.

Rumus :

Price to Cash Flow Ratio = Harga Saham / Arus Kas per Saham

Price to Cash Flow Ratio ini juga bisa dihitung dengan menggunakan Kapitalisasi Pasar. Persamaan atau Rumusnya dapat ditulis seperti dibawah ini :

Price to Cash Flow Ratio = Kapitalisasi Pasar / Arus Kas

Keterangan :
Arus Kas per Saham dapat dihitung dengan menambahkan amortisasi dan penyusutan (depresiasi) ke laba bersih kemudian dibagi dnegan jumlah saham yang beredar. Arus Kas ini dapat kita temukan di Laporan Keuangan Arus Kas Tahunan.

Arus Kas per Saham = (Pendapatan bersih + Depresiasi + Amortisasi) / Jumlah saham yang beredar


3.  Protatibility Ratio

·        DPR (Divident Payout Ratio)
Dividend Payout Ratio (DPR) atau Rasio Pembayaran Dividen adalah rasio yang menunjukkan persentase setiap keuntungan yang diperoleh yang didistribusikan kepada pemegang saham dalam bentuk uang tunai.
Jadi DPR menunjukkan besaran dividen yang dibagikan terhadap total laba bersih perusahaan sekaligus menjadi sebuah parameter untuk mengukur besaran dividen yang akan dibagikan ke pemegang saham
Definisi lain dari Dividend Payout Ratio menyebutkan bahwa DPR adalah jumlah dividen yang dibayarkan kepada pemegang saham dibandingkan dengan jumlah total laba bersih perusahaan.
Jumlah yang tidak dibayarkan dalam dividen kepada pemegang saham dipegang oleh perusahaan untuk mengembangkan perusahaan. Jumlah yang disimpan oleh perusahaan disebut saldo laba ditahan.

Rumus :

DPR dihitung dengan membagi jumlah dividen tunai perusahaan dengan laba bersih perusahaan.

DPR = Dividend : Net Profit (Laba Bersih)

Dividend Payout Ratio juga dapat dihitung dengan rumus per lembar saham kembali berdasarkan “per saham”.
Jika dividen per saham dan laba per saham diketahui, rasio pembayaran dividen dapat dihitung dengan menggunakan konsep dividen yang sama yang dibayarkan dibagi dengan pendapatan, atau laba bersih.

DPR = Dividend Per Share (DPS) : Earning Per Share (EPS)

Dividend Payout Ratio juga dapat dihitung dengan menghitung Retention Ratio (RR) terlebih dahulu.
Retention Ratio adalah rasio yang menunjukkan persentase saldo laba yang ditahan dibandingkan dengan laba bersih perusahaan.

RR = Saldo Laba Ditahan : Net Profit (Laba Bersih)
DPR = 1 – Retention Ratio

·        GPM (Gross Profit Margin)
Gross Profit Margin atau Marjin Laba Kotor adalah rasio profitabilitas yang digunakan untuk menghitung persentase kelebihan laba kotor terhadap pendapatan penjualan. Gross Profit atau Laba Kotor yang dimaksud disini adalah pendapatan Penjualan yang dikurangi dengan Harga Pokok Penjualan (HPP).  Biaya yang termasuk pada Harga Pokok Penjualan (HPP) atau Cost of Goods Sold (CGS) ini diantaranya seperti bahan baku dan tenaga kerja langsung yang terkait dengan pembuatan suatu produk. Dengan kata lain, Rasio Marjin Laba Kotor atau Gross Profit Margin ini digunakan untuk mengukur seberapa efisien perusahaan menggunakan bahan dan tenaga kerjanya untuk memproduksi dan menjual produk-produknya untuk menghasilkan keuntungan.   
Marjin Laba Kotor atau Gross Profit Margin ini merupakan suatu indikator penting karena dapat memberikan informasi kepada Manajemen maupun Investor tentang seberapa untungnya kegiatan bisnis yang dijalankan oleh suatu perusahaan tanpa memperhitungkan biaya tidak langsung. Marjin Laba Kotor ini juga dapat memberikan wawasan kepada investor tentang tingkat kesehatan perusahaan yang sebenarnya.

Rumus :

Untuk mendapatkan Marjin Laba Kotor, kita perlu mendapatkan dulu hasil Laba Kotornya, Laba Kotor atau Gross Profit adalah Total pendapatan penjualan yang dikurangi Harga Pokok Penjualan (HPP).

Laba Kotor = Pendapatan Penjualan – Harga Pokok Penjualan

Setelah mendapatkan Laba Kotor atau Gross Profit, selanjutnya adalah membagikan Laba Kotor (Gross Profit) tersebut dengan total Pendapatan Penjualan (Sales Revenue).

Marjin Laba Kotor = Laba Kotor / Pendapatan Penjualan

Keterangan :

Harga Pokok Penjualan (HPP) atau Cost of Goods Sold (COGS) adalah seluruh biaya yang dikeluarkan untuk dapat memproduksi barang yang dijual atau Harga perolehan dari barang yang dijual. Biaya-biaya pembentuk HPP diantaranya seperti biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya-biaya overhead.
Pendapatan Penjualan atau Sales Revenue adalah jumlah uang yang diterima oleh perusahaan dari penjualan produk atau jasa kepada pelanggannya.

·        NPM (Net Profit Margin)
Net Profit Margin (NPM) atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan Marjin Laba Bersih adalah rasio profitabilitas yang digunakan untuk mengukur persentase laba bersih pada suatu perusahaan terhadap penjualan bersihnya. Marjin Laba Bersih ini menunjukan proporsi penjualan yang tersisa setelah dikurangi semua biaya terkait. Net Profit Margin ini sering disebut juga dengan Profit Margin Ratio (Rasio Marjin Laba).
Bagi Investor, Marjin Laba Bersih atau Net Profit Margin ini biasanya digunakan untuk mengukur seberapa efisien manajemen mengelola perusahaannya  dan juga memperkirakan profitabilitas masa depan berdasarkan peramalan penjualan yang dibuat oleh manajemennya. Dengan membandingkan laba bersih dengan total penjualan, investor dapat melihat berapa persentase pendapatan yang digunakan untuk membayar biaya operasional dan biaya non-operasional serta berapa persentase tersisa yang  dapat  membayar dividen ke para pemegang saham ataupun berinvestasi kembali ke perusahaannya.

Rumus :

Marjin Laba Bersih = Laba Bersih setelah Pajak / Pendapatan Penjualan bersih

Atau dalam bahasa Inggris :

`        Net Profit Margin = Net Profit / Net Sales

·        EBIT (Earning Before Interest & Tax)
Earnings Before Interest & Taxes (EBIT) atau Pendapatan Sebelum Bunga & Pajak merupakan indikator profitabilitas perusahaan, dihitung sebagai pendapatan dikurangi biaya, tidak termasuk pajak dan bunga.
EBIT juga disebut sebagai Operating Earnings, Operating Profit, dan Profit Before Interest and Taxes (PBIT).
EBIT digunakan untuk mengukur laba yang dihasilkan perusahaan dari operasinya, sehingga identik dengan “laba operasi”.
Dengan mengabaikan biaya pajak dan bunga, EBIT berfokus pada kemampuan perusahaan untuk menghasilkan pendapatan dari operasi.

Rumus :

EBIT = Pendapatan – Biaya Operasional

atau

EBIT = Laba Bersih + Bunga + Pajak

·        ROE (Return On Equity)
Pengembalian ekuitas atau ROE (Return On Equity) adalah salah satu perhitungan yang masuk dalam rasio profitabilitas. ROE merupakan perhitungan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dengan menggunakan modal sendiri dan menghasilkan laba bersih yang tersedia bagi pemilik atau investor. ROE sangat bergantung pada besar-kecilnya perusahaan, misalnya untuk perusahaan kecil tentu memiliki modal yang relatif kecil, sehingga ROE yang dihasilkanpun kecil, begitu pula sebaliknya untuk perusahaan besar.
Return on equity (ROE) adalah jumlah imbal hasil dari laba bersih terhadap ekuitas dan dinyatakan dalam bentuk persen. ROE digunakan untuk mengukur kemampuan suatu badan usaha dalam menghasilkan laba dengan bermodalkan ekuitas yang sudah diinvestasikan pemegang saham. ROE dinyatakan dalam persentase dan dihitung dengan rumus
ROE (Return On Equity) membandingkan laba bersih setelah pajak dengan ekuitas yang telah diinvestasikan pemegang saham perusahaan (Van Horne dan Wachowicz, 2005:225).

Rumus :

Return On Equity = laba bersih : ekuitas

·        ROA (Return On Assets)
Return on Assets atau dalam bahasa Indonesia sering disebut dengan Tingkat Pengembalian Aset adalah rasio profitabilitas yang menunjukan persentase keuntungan (laba bersih) yang diperoleh perusahaan sehubungan dengan keseluruhan sumber daya atau rata-rata jumlah aset. Dengan kata lain, Return on Assets atau sering disingkat dengan ROA adalah rasio yang mengukur seberapa efisien suatu perusahaan dalam mengelola asetnya untuk menghasilkan laba selama suatu periode. ROA dinyatakan dalam persentase (%).
Dapat dikatakan bahwa satu-satunya tujuan aset perusahaan adalah menghasilkan pendapatan dan tentunya juga menghasilkan keuntungan atau laba bagi perusahaan itu sendiri. Rasio ROA atau Return on Assets ini dapat membantu manajemen dan investor untuk melihat seberapa baik suatu perusahaan mampu mengkonversi investasinya pada aset menjadi keuntungan atau laba (profit). 

Rumus :

Return on Assets (ROA) = Laba bersih setelah Pajak / Total Aset (atau rata-rata Total Aset)


4.  Liquidity Ratio

·        DER (Debt to Equity Ratio)
Debt to Equity Ratio atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan Rasio Hutang terhadap Ekuitas atau Rasio Hutang Modal adalah suatu rasio keuangan yang menunjukan proporsi relatif antara Ekuitas dan Hutang yang digunakan untuk membiayai aset perusahaan. Rasio Debt to Equity ini juga dikenal sebagai Rasio Leverage (rasio pengungkit) yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa baik struktur investasi suatu perusahaan.
Debt to Equity Ratio atau DER adalah rasio keuangan utama dan digunakan untuk menilai posisi keuangan suatu perusahaan. Rasio ini juga merupakan ukuran kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajibannya.  Rasio Debt to Equity ini merupakan rasio penting untuk diperhatikan pada saat memeriksa kesehatan keuangan perusahaan. Jika rasionya meningkat, ini artinya perusahaan dibiayai oleh kreditor (pemberi hutang) dan bukan dari sumber keuangannya sendiri yang mungkin merupakan trend yang cukup berbahaya. Pemberi pinjaman dan Investor biasanya memilih Debt to Equity Ratio yang rendah karena kepentingan mereka lebih terlindungi jika terjadi penurunan bisnis pada perusahaan yang bersangkutan. Dengan demikian, perusahaan yang memiliki Debt to Equity Ratio atau Rasio Hutang terhadap Ekuitas yang tinggi mungkin tidak dapat menarik tambahan modal dengan pinjaman dari pihak lain.

Rumus :

Rasio Hutang Terhadap Ekuitas atau Debt to Equity Ratio (DER) dihitung dengan cara mengambil total kewajiban hutang (Liabilities) dan membaginya dengan Ekuitas (Equity). 
Berikut dibawah ini adalah Rumus Debt to Equity Ratio (DER).

Debt to Equity Ratio (DER) = Total Hutang / Ekuitas

Catatan :
Hutang atau Kewajiban (Liabilities) adalah kewajiban yang harus dibayarkan secara tunai ke pihak lain dalam jangka waktu tertentu. Berdasarkan jangka waktu pelunasannya, Kewajiban atau hutang ini biasanya diklasifikasikan menjadi Kewajiban lancar, kewajiban jangka panjang dan kewajiban lain-lain.
Ekuitas (Equity) adalah hak pemilik atas aset atau aktiva perusahaan yang merupakan kekayaan bersih (jumlah aktiva dikurangi dengan kewajiban). Ekuitas dapat terdiri dari setoran pemilik perusahaan dan sisa laba yang ditahan (retained earning).





Referensi :
http://www.investorwords.com/12679/revenue_per_share.html (Diakses pada tanggal 7 Desember 2018)
https://ycharts.com/glossary/terms/revenue_per_share (Diakses pada tanggal 7 Desember 2018)
https://www.investopedia.com/terms/c/cashflowpershare.asp (Diakses pada tanggal 8 Desember 2018)
https://en.wikipedia.org/wiki/Cash_and_cash_equivalents (Diakses pada tanggal 8 Desember 2018)
https://www.investopedia.com/terms/n/navpershare.asp (Diakses pada tanggal 8 Desember 2018)
https://www.accelainfinia.com/glossary/ebit/ (Diakses pada tanggal 8 Desember 2018)





Sabtu, 24 November 2018

INVESTASI PROPERTI,LOGAM MULIA,REKSADANA, DAN SAHAM DI PASAR MODAL

   

      A. Pengertian Investasi
Secara etimologi, investasi berasal dari kata invest yang artinya menanam uang atau modal. Dengan kata lain, pengertian dari investasi adalah penanaman modal atau penanaman uang dalam proses produksi.
Pengertian investasi menurut ilmu ekonomi adalah pengeluaran penanam modal maupun perusahaan untuk membeli barang-barang modal dan juga perlengkapan produksi untuk menambah kemampuan memproduksi barang serta jasa yang tersedia dalam perekonomian.
Sedangkan pengertian investasi menurut ahli ekonomi Indonesia (Salim HS dan Budi Sutrisno) adalah penanaman modal yang dilakukan oleh investor, baik investor asing maupun domestik dalam berbagai bidang usaha yang terbuka untuk investasi, yang bertujuan untuk memperoleh keuntungan.

B. Tujuan Investasi
Dari pengertian investasi yang telah disinggung diatas, investasi merupakan kegiatan penanaman modal yang memiliki beberapa tujuan. Tujuan dari investasi antara lain:

1. Mendapatkan Penghasilan Tetap
Sebagai contoh jika Anda menanamkan modal pada suatu perusahaan makan Anda berhak mendapatkan beberapa persen keuntungan perusahaan secara rutin selama Anda menanam modal di perusahaan tersebut. Sehingga dalam hal ini Anda akan terus menerima royalti atau keuntungan.

2. Memperbesar Usaha
Selain dalam bentuk keuntungan berupa uang, dengan berinvestasi dapat digunakan untuk keperluan sosial, memperbesar usaha dan lainnya.

3. Jaminan Bisnis
Jika menanam modal pada supplier, maka akan ada jaminan bisnis Anda tidak kekurangan bahan baku dan terus memperoleh pasar untuk menjual produk.

4. Mengurangi Persaingan
Investasi juga bisa mengurangi persaingan antar perusahaan yang bergerak di bidang yang sama.


C. Manfaat Investasi
Terkait dengan tujuan investasi yang disebutkan di atas, maka banyak pengusaha yang melakukan investasi dengan tujuan utamanya untuk mendapatkan keuntungan dan memperluas usaha.
Mengacu dari pengertian investasi yang berarti sebagai bentuk penanaman modal, maka investasi dalam bisnis bermanfaat untuk antara lain:

1. Meningkatkan Aset
Salah satu contohnya adalah ketika seseorang membeli tanah atau properti saat ini sebagai investasi, kemudian menjualnya di masa depan dengan nilai yang berkali-kali lipat dari harga saat membelinya.

2. Memenuhi Kebutuhan di Masa Mendatang
Berinvestasi pada saat ini tujuannya untuk digunakan sebagai pendukung kebutuhan hidup di masa depan. Salah satu contohnya adalah berinvestasi dalam emas, dimana tujuannya adalah untuk dijual di masa depan sebagai dana pendidikan anak.

3. Gaya Hidup Hemat
Dengan berinvestasi maka seseorang akan berupaya untuk mengalokasikan uangnya untuk hal-hal penting saja. Pada akhirnya hal ini akan membuat orang tersebut menjadi lebih hemat.

4. Menghindari Terjerat Hutang Piutang
Masih berhubungan dengan poin #3, dengan gaya hidup yang hemat dan sederhana, tentu saja seseorang akan terhindar dari masalah hutang.

Mereka yang telah berkomitmen untuk berinvestasi secara rutin akan terhindar dari masalah hutang piutang. Dan akhirnya akan membuat keuangannya menjadi lebih baik.


D. Perbedaan Investasi Dengan Menabung
Kalau dilihat secara sekilas, nabung dan investasi ini sama-sama kegiatan menyimpan uang. Tapi ternyata masih banyak yang belum paham bahwa menabung dan investasi adalah kegiatan yang berbeda.
Lantas di mana sih bedanya?

Menabung adalah sebuah kegiatan memisahkan sejumlah uang untuk disimpan dan uang tersebut masih dapat digunakan sewaktu-waktu jika diperlukan. Menabung biasanya dilakukan untuk tujuan jangka pendek.

Lain halnya dengan investasi yang memiliki tujuan jangka panjang. Orang yang melakukan kegiatan investasi disebut investor. Para investor ini akan mendapatkan hasil dari investasinya itu minimal setelah lima tahun. Kegiatan investasi dilakukan dengan cara menanamkan modal yang kita miliki dengan harapan akan mendapatkan pertumbuhan nilai di kemudian hari dan menambah penghasilan.
Supaya lebih jelas, berikut ini dijelaskan lebih lanjut soal perbedaan keduanya:

1. Kemudahan dalam mengakses
Dengan menabung, kamu bisa mengakses uangmu kapan pun dan di mana pun. Ketika kita membutuhkan dana darurat, kita dapat mengambil uang kita melalui ATM. Namun tentu ada batasan jumlah yang dapat diambil atau dicairkan.

Berbeda dengan investasi, Saat kamu menginvestasikan sejumlah uang, maka kamu gak bisa mengakses hasil investasi secara mendadak karena ada ketentuan periode pengambilan hasil investasi.

2. Risiko dan bunga
Bicara soal risiko, menabung bisa dikatakan punya risiko yang sangat kecil karena sistem keamanan yang sudah cukup canggih dan tentu saja terpercaya. Apabila bank dimana kita menabung mengalami pencurian, maka kita gak perlu khawatir karena pihak bank pasti akan bertanggung jawab akan uang tabungan kita.

Semua nasabah dari bank tertentu juga pasti akan menikmati bunga tabungan tahunan yang ditambahkan pada rekening mereka masing-masing. Namun jumlah yang diberikan tentu saja tidak terlalu besar.
Dalam investasi, pastinya keuntungan yang ditawarkan jauh lebih besar daripada bunga tabungan. Modal yang ditanamkan akan terus bertambah nilainya dari waktu ke waktu sehingga kantong kekayaan kita akan semakin bertambah.
Karena potensi imbal hasilnya lebih besar, maka risiko akan kehilangan dalam investasi pun lebih besar ketimbang tabungan.
Semakin tinggi imbalan hasil yang diperoleh, maka semakin besar juga risiko yang akan ditanggung. Bahkan ada kemungkinan juga dana investasi yang disetorkan akan hilang total seperti dalam investasi saham.

3. Bentuk atau produk
Tabungan pada umumnya berupa uang yang disimpan di bank sebagai tabungan atau deposito, sedangkan dalam investasi terdapat beberapa jenis produk.

Namun pada umumnya ada dua jenis investasi, yaitu investasi melalui aset riil yang dapat kita lihat bentuk fisiknya seperti emas dan properti. Ada juga investasi dalam bentuk keuangan yang dilakukan melalui berbagai produk pasar modal, seperti reksa dana, saham dan obligasi.

4. Fungsi
Apabila kita ingin memiliki alokasi dana cadangan, tabungan merupakan pilihan yang tepat karena dapat kita gunakan sewaktu-waktu. Sedangkan investasi memiliki fungsi sebagai pemenuhan kebutuhan jangka panjang dari hasil pengembangan aset yang kita miliki. Investor melakukan investasi untuk mempersiapkan dana hari tua seperti pensiun. Tapi tak jarang juga yang melakukan hal ini untuk memenuhi biaya pendidikan anak atau cucu di masa depan.

Kelemahan Menabung
Uang yang disimpan di dalam tabungan nilainya gak bertumbuh secara signifikan. Yang kita dapat hanya sebatas bunga tahunan yang bahkan besarannya mungkin hanya dapat membayar biaya administrasi bulanan. Belum lagi uangnya bakal tergerus oleh kenaikan inflasi tahunan, maka nilai dari uang kita sebetulnya semakin menurun.
Walaupun uangnya bisa sewaktu-waktu diambil, besaran uang yang kita ambil juga ada batasannya. Contohnya ketika mengambil uang di mesin ATM, maksimal uang yang dapat kita tarik sekitar Rp 5-10 juta saja.

Kelemahan Investasi
Kalau investasi asal-asalan, bukan gak mungkin uang malah ludes semua. Risiko investasi sebanding dengan keuntungan. Oleh sebab itu, perlu kemampuan berinvestasi yang matang sebelum kita menaruh modal.
Sebagai contoh, untuk jenis investasi saham, ada risiko yang ditanggung apabila perusahaan tempat kita menginvestasikan modal mengalami kebangkrutan. Perlu pengetahuan khusus juga dalam mengelola manajemen risiko dalam bermain saham
Sementara itu, investasi dalam bentuk properti memerlukan modal yang besar. Investasi ini juga tidak likuid, karena butuh waktu dan usaha lebih untuk menjualnya. Namun kalau soal keuntungan, wah dijamin bisa bikin sejahtera.

Nah macam-macam investasi itu ada banyak, tetapi disini saya akan menjelaskan investasi properti, investasi logam mulia, investasi reksa dana, dan investasi saham di pasar modal.

E.  Investasi Properti

PROPERTI
atau dalam bahasa inggris property adalah harta yang berupa tanah dan bangunan serta sarana dan prasarana yang merupakan bagian dari tanah dan atau bangunan yang berkaitan dengan tanah dan/atau bangunan tersebut (seperti kantor, apartment, kos-kosan, dll)

PENGERTIAN INVESTASI PROPERTI
Investasi properti adalah menanamkan modal atau dana serta kemampuan kita kedalam pengembangan properti. Investasi properti bisa dimulai dengan membeli tanah atau properti lainnya seperti rumah kemudian menyewakan dan menjualnya setelah beberapa tahun. Investasi properti adalah sebuah pilihan yang baik jika Anda ingin berinvestasi untuk jangka waktu yang panjang.

Cara berinvestasi Properti
Untuk memulai berinvestasi properti, Anda bisa mencoba untuk join pada Napro.id sebagai platform Crowdfunding dimana kalian dapat berinvestasi properti murah hanya dengan modal awal mulai dari 500 ribu saja. Napro.id ini merupakan platform crowdfunding yang sangat tepat bagi para pemula yang ingin memulai investasi tanpa mengeluarkan modal yang besar. Karena melalui Napro.id Anda sudah dapat memiliki Unit dengan mudah dan murah.
Untuk berinvestasi rame-rame bersama rekan, Napro.id bisa menjadi solusinya, karena disini semua investor bisa 'patungan' dalam investasi properti dengan hanya bermodalkan uang Rp 500 ribu. Total keuntungan minimal 12% hingga 30% pertahun, karena Napro.id memiliki fitur rental guarantee. Berbicara tentang developer, Napro.id juga bekerja sama dengan developer BUMN yang menjamin hunian pasti dibangun.
Selain dengan bergabung Bersama Napro.id dalam berinvestasi properti, Anda juga jangan sampai lupakan beberapa faktor pendukung lainnya berikut ini agar investasi properti semakin sukses.

1. Perhatikan suku bunga 
Biaya meminjam uang mungkin terlihat sangat ringan saat ini, namun angka suku bunga ketika hendak mengajukan KPR bisa lebih tinggi lagi. Pastikan Anda menekan cicilan perbulan dengan mencari bank yang menawarkan suku bunga paling rendah.

2. Hitung Keuntungan Anda (Margin)
Untuk perusahaan sebesar Wall Street, mereka selalu menargetkan keuntungan (balik modal) sekitar 5 sampai 7 persen karena mereka juga harus membayar gaji karyawan. Sementara untuk individu, mereka harus memasang target keuntungan setidaknya 10 persen. Sisihkan biaya sekitar 1 persen untuk biaya perawatan setiap tahunnya. Ada juga pengeluaran lain seperti asuransi dan pajak properti yang harus Anda persiapkan budgetnya.

3. Hitung biaya operasi
Hal ini kerap luput dari perhatian para investor properti. Untuk menghindari kerugian, pastikan Anda menghitung dengan rinci biaya operasional yang dibutuhkan setiap unitnya. Mulai dari perbaikan, biaya pajak dan lain-lain.

4. Temukan lokasi yang tepat
Ketika membidik lokasi untuk berinvestasi, pastikan Anda mencari area yang biaya pajaknya rendah. Selain itu faktor lain seperti dekat sekolah, perbelanjaan, taman dan restoran juga patut diperhatikan. Lingkungan yang rendah kriminalitas dan bersahabat juga menjadi pertimbangan selanjutnya.

5. Memilih Kategori Low-end
Bagi Anda yang baru saja memulai bisnis investasi properti dengan modal terbatas, tidak ada salahnya memilih kategori properti yang masih low-end. Artinya, jika ingin menginvestasikan rumah, Anda bisa memilih rumah dengan spesifikasi sederhana terlebih dahulu. Tujuannya, tentu saja agar sesuai dengan besaran modal. Dalam prinsip ini yang diutamakan adalah untuk menambah aset terlebih dulu. Ketika aset sudah berkembang, Anda bisa menambahkan modal dari keuntungan yang sudah didapat untuk mengembangkan bisnis properti lain.

6. Cermati Peta Perencanaan Wilayah
Setelah Anda mantap untuk berinvestasi dalam industri properti, kini saatnya Anda melihat keluar untuk menentukan lokasi yang tepat. Sebaiknya Anda mencari informasi tentang perencanaan wilayah tersebut. Misalnya, daerah A akan dijadikan sebagai wilayah industri. Ini berarti Anda dapat memanfaatkan daerah tersebut untuk berinvestasi karena dapat dipastikan harganya akan cepat melambung.

Keuntungan Investasi Properti
1. Rendah Resiko
Risiko investasi properti dapat dikatakan cukup rendah. Hal ini dikarenakan pergerakan nilai properti tidak sekencang dan sesensitif saham. Sehingga investasi ini dikatakan cukup cocok bagi investor yang tidak ingin mengambil risiko yang terlalu tinggi dalam berinvestasi.


2. Nilai Keuntungan Meningkat Dari Tahun Ke Tahun
Keuntungan lain dari investasi properti ini adalah nilainya cenderung meningkat dari waktu ke waktu meski tidak dalam jangka waktu pendek. Hal ini jelas akan menguntungkan Anda di masa mendatang, misalnya pada saat memasuki masa pensiun. Selain itu, dalam waktu pendek, investasi properti pun menghasilkan keuntungan lain dalam bentuk uang sewa maupun uang kontrak. Sehingga keuntungan yang didapat dari investasi ini terbilang cukup besar.

3. Dapat Dijadikan Agunan
Dengan keuntungan yang cukup besar dan menjanjikan tersebut, tidak bisa dipungkiri bahwa properti juga dapat dijadikan agunan untuk mengajukan pinjaman yang akan digunakan untuk investasi properti lain. Siklus keuntungannya kurang lebih akan sama sehingga investor lebih mampu memperkirakan properti seperti apa yang dibutuhkan terkait dengan besarnya modal, jangka waktu balik modal, keuntungan yang didapatkan, serta memperhitungkan berapa tanggungan hutang yang harus dibayarkan dalam jangka waktu tertentu.

4. Dapat Terlihat Secara Fisik
Banyak orang yang tidak menyukai investasi yang tidak terlihat. Maka tidak heran bila dari nominal kecil pun akan diinvestasikan dalam bentuk atau wujud barang, misalnya emas. Begitu pula dengan investasi properti. Properti jelas terlihat wujud fisiknya sehingga investasi ini cukup diminati oleh pemilik modal besar.

Kelemahan Investasi Properti
Dengan keuntungan yang terlihat besar dan menjanjikan, tidak berarti investasi ini tidak memiliki kekurangan. Beberapa hal yang harus Anda dan para investor perhatikan terkait dengan kelemahan investasi properti antara lain:
Biaya perawatan untuk investasi properti cenderung besar. Hal ini harus dilakukan untuk tetap menjaga kualitas investasi properti yang dapat memberikan keuntungan yang setidaknya sama bagi pemilik modal.
Investasi properti jelas merupakan investasi yang padat modal. Artinya investasi ini membutuhkan modal yang cukup besar untuk mendapatkan keuntungan yang besar pula karena besarnya modal yang dikeluarkan proporsional dengan besarnya keuntungan yang akan didapatkan.
Isu keterjangkauan investasi atau affordability investment merupakan hal yang harus diperhatikan sebagai sisi kelemahan investasi properti karena harga properti biasanya akan ditetapkan berdasarkan sifat pasar lokal. Sehingga pemilihan tempat untuk investasi properti pun juga turut menjadi faktor yang sangat dipertimbangkan untuk menanamkan modal dalam investasi properti.
Biaya transaksi untuk investasi properti juga terkenal tinggi. Biaya ini biasanya mencakup pajak seperti PPH dan BPHTB. Besarnya pajak PPH adalah 5% yang dikenakan bagi penjual dan untuk BPHTB sebesar 5% dikenakan bagi pembeli.

F. Investasi Logam Mulia

Pengertian Investasi Emas
Investasi emas adalah salah satu jenis alat investasi yang menarik. Investasi emas dipandang oleh sebagian besar investor sebagai alat investasi aman dan sudah dilakukan sejak zaman dahulu. Dalam investasi emas biasanya berjangka memiliki suatu estimasi biaya dan kontrak yang harus disetuji oleh para investor untuk memulai berinvestasi. Tempat atau running harga yang sedang terjadi disetiap pialang perdangaangan berjangka berkiblat pada negara london, itulah sebabnya mengapa istilah yang digunakan dalam emas berjangka adalah loco london gold. 

Cara berinvestasi Logam Mulia
Investasi emas merupakan investasi yang relative mudah dilakukan dan sangat menjanjikan karena investasi emas merupakan investasi merupakan investasi yang bebas pajak, mudah dicairkan saat diperlukan. Tidak terpengaruh oleh finansial dan krisis ekonomi, bebas dari inflansi, tidak terpengaruh oleh berbagai keputusan pemerintah, dapat dijadikan dana simpanan, harga jual lebih tinggi dari harga beli, dan dapat difungsikan untuk tabungan di masa depan.
Cara berinvestasi emas, melakukan pembelian emas secara fisik (emas perhiasan, emas batangan, dan koin emas )saat harganya turun lalu menjualnya saat harganya melunjak naik dipasaran. Untuk investasi emas, sebaiknya pemula yang masih belajar investasi emas tidak memilih untuk membeli emas perhiasan karena emas perhiasan tidak meiliki standar yang baku dibandingkan koin emas dan emas batangan. Disamping itu terdapat ongkos biaya pembuatan Rp 60.000/ gram dan adanya unsur estetika didalamnya mebuat emas perhiasan lebih cocok digunakan sebagai asessoris fashion dan kurang menguntungkan untuk dijadikan investasi masa depan.
Menabung emas di bank atau pegadaian dengan terlebih dahulu memperoleh informasi yang akurat mengenai tabungan emas tersebut.melakukan pembelian emas batangan atau logam mulia dengan cara kredit melalui pegadaian dengan perhitungan jangka waktu pelunasan sekitar 5- 6 bulan dan taerget kepemilikan emas seberat 5 gram hingga 25 gram.
Lakukan pembelian emas ditempat yang tepat dan dipercaya, untuk emas perhiasan, anda bisa mendapatkan ditoko- toko perhiasan emas dan untuk emas batangan sebaiknya membeli melalui PT.Aneka Tambang atau PT.Antam yang menyerahkan sertifikat resmi berisi kadar emas dan keasliannya. Menjadikan emas yang dimiliki sebagai dana cadangan untuk keperluan mendesak atau rencana masa depan seperti biaya naik haji, pendidikan, renovasi rumah, dan sebagainya.

Kelebihan Investasi Emas Fisik
1.    Melindungi Kekayaan (Wealth Preservation)
Emas ‘melestarikan’ nilai kekayaan kita. Kenaikan nilai emas diperbandingkan dengan rupiah tiap tahunnya selalu jauh lebih tinggi dibandingkan kenaikan inflasi. Ini membuat nilai kekayaan kita lestari, tidak termakan oleh jahatnya inflasi.

2.    Resiko Rendah Sampai Menengah (Medium to low Risk Investment)
Emas adalah investasi dengan resiko menengah cenderung rendah dengan imbal hasil kenaikan nilai yang cukup tinggi pada jangka waktu tertentu.

3.    Aset Nyata (Tangible Asset)
Emas batangan/koin adalah investasi yang ‘nyata’, benar-benar mempunyai nilai secara intrinsik, bukan selembar kertas yang dideklarasi mempunyai nilai dengan jaminan akan harapan.


4.    Hak Kepemilikan (Private Property Rights)
Emas batangan/koin yang Anda miliki adalah hak milik pribadi Anda seutuhnya. Karakter emas batangan/koin yang nyata membuatnya independen, tidak bergantung pada institusi tertentu. Anda bisa melakukan hal apapun terhadap emas yang Anda miliki.

5.    Mudah Dicairkan (Liquid Asset)
Emas adalah aset yang paling mudah diperjualbelikan dimanapun tempat dan waktu, tidak bergantung institusi. Bahkan Anda bisa menjadikan emas sebagai jaminan hutang (gadai), sangat jarang investasi lain bisa bertindak demikian.

6.    Bebas Pajak (Tax Free)
Di Indonesia, emas batangan dimasukkan sebagai komoditi produksi yang tidak dikenakan pajak. Sehingga jika Anda berinvestasi pada emas batangan, maka Anda telah berinvestasi pada aset yang bebas pajak.

Kelemahan Investasi Emas
1.    Harus memiliki tempat khusus
Sangat beresiko tinggi jika kita menyimpan emas batangan di dalam rumah apalagi jumlahnya banyak, walaupun anda yakin rumah sudah aman, anda masih memerlukan brankas untuk menyimpan emas tersebut. Berbeda dengan investasi properti yang komoditinya riil, seperti bangunan yang tidak mungkin akan dicuri. Untuk itu jika bermain dengan investasi emas anda harus memikirkan secara matang akan keamanan emas tersebut. Jika anda takut menyimpan dirumah anda bisa menyimpannya di bank yang sudah menyediakan tempat sendiri agar anda merasa aman.

2.    Kenaikan harga yang lambat
Saat kondisi ekonomi stabil dan tenang, maka kenaikan harga emas akan cenderung lambat. Tetapi saat terjadi krisis ekonomi nilai emas akan semakin naik dengan cepat, alasannya adalah karena pada saat krisis ekonomi terjadi, para investor akan cenderung memilih investasi yang lebih aman dan emaslah yang dinilai paling aman. Jadi kenaikan harga emas akan terjadi saat krisis ekonomi datang, jika ekonomi stabil maka kenaikan harga emas akan lambat. Untuk menyiasati hal ini anda harus jeli dalam melihat keadaan pasar emas dunia jadi mengetahui kapan waktunya membeli dan kapan waktunya menjual.


G.  Investasi Reksadana
Reksadana adalah salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
Reksadana dirancang sebagai sarana untuk menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki modal, mempunyai keinginan untuk melakukan investasi, namun hanya memiliki waktu dan pengetahuan yang terbatas.
Selain itu reksadana juga diharapkan dapat meningkatkan peran pemodal lokal untuk berinvestasi di pasar modal Indonesia.
Umumnya, reksadana diartikan sebagai wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi.
Ada tiga hal yang terkait dari definisi tersebut yaitu, pertama, adanya dana dari masyarakat pemodal. Kedua, dana tersebut diinvestasikan dalam portofolio efek, dan ketiga, dana tersebut dikelola oleh manajer investasi.

Saya akan menjelaskan Jenis-jenis Investasi Reksadana yg terdiri dari Reksadana Pasar Uang, Reksadana Obligasi, dan Reksadana berbasis Saham.

1.  Reksadana Pasar Uang
Reksadana pasar uang disarankan bagi Anda yang memiliki tujuan keuangan berjangka waktu pendek, terutama di bawah satu tahun. Banyak investor yang berinvestasi reksadana pasar uang dan menjadikannya sebagai tabungan darurat. Karenanya, reksadana pasar uang menyediakan instrumen-instrumen yang cocok untuk memenuhi kebutuhan tersebut, di antaranya seperti deposito berjangka, sertifikat deposito, Surat Berharga Pasar Uang, Surat Pengakuan Hutang, Sertifikat Bank Indonesia, Surat Berharga Komersial, hingga obligasi yang jatuh temponya kurang dari setahun.

Cara Berinvestasi Reksadana Pasar Uang
Sesuai dengan karakteristiknya, jenis reksa dana pasar uang direkomendasikan bagi investor yang memiliki horison / waktu investasi kurang dari satu tahun.
Misalkan Anda sedang menyiapkan rencana liburan akhir tahun atau rencana pulang kampung pada saat libur Lebaran nanti, bisa mempertimbangkan jenis reksa dana ini. Potensi hasil investasi reksa dana pasar uang dalam jangka panjang memang tidak setinggi reksa dana saham, namun potensi kerugiannya juga jauh lebih kecil.
Dengan demikian kemungkinan untuk mengalami kerugian yang dapat menggagalkan tujuan keuangannya juga kecil. Anda tentu tidak berharap rencana pulang kampung sekeluarga saat libur Lebaran jadi batal karena harga saham sedang turun bukan?
Sebagian dari porsi dana darurat juga bisa ditempatkan di reksa dana pasar uang. Sebab dengan potensi imbal hasil yang setara atau berpotensi lebih tinggi dari deposito serta kemudahan dalam pencairan, reksa dana pasar uang juga cocok untuk memaksimalkan hasil pengembangan dana darurat. Dalam memilih reksa dana pasar uang, kestabilan tingkat pengembalian lebih penting daripada tingkat pengembalian yang tinggi.
Karena itu, lebih baik memilih reksa dana pasar uang dengan tingkat return yang stabil namun konsisten bertahun-tahun ketimbang hasilnya tinggi namun bisa menjadi negatif pada sewaktu-waktu.

Kelebihan reksadana pasar uang

Reksadana pasar uang merupakan jenis investasi reksadana yang paling aman dibanding jenis reksadana lainnya. Tetapi pastinya, keuntungannya juga paling kecil daripada yang lain.

Meskipun begitu, investasi di reksadana pasar uang akan lebih baik daripada deposito. Mengapa? Berikut kelebihan reksadana pasar uang dibandingkan dengan investasi deposito.

1.    Keuntungannya bisa lebih tinggi
Ketika Anda melakukan investasi dengan deposito, maka jumlah keuntungan yang akan Anda dapatkan sudah pasti sejak awal, dimana suku bunganya berkisar 4% hingga 6%.

Berbeda ketika Anda melakukan investasi dengan menggunakan reksadana pasar uang. Anda bisa mendapatkan keuntungan yang lebih besar daripada deposito. Mengapa?

Karena perputaran uang yang dilakukan tidak hanya berpaku pada satu jenis produk investasi, sehingga Anda bisa mendapatkan keuntungan yang lebih besar dari produk investasi pasar uang yang sedang bagus pada saat itu.


2.    Jumlah minimum investasi lebih rendah
Dalam reksadana pasar uang, Anda dapat memulai berinvestasi dengan modal investasi yang tergolong sangat rendah, yaitu Rp. 100.000 saja.

Tentunya hal ini akan sangat memudahkan Anda dalam memulai investasi, karena modal investasi yang diperlukan tidak banyak dan tidak ada perbedaan return antara modal yang kecil ataupun besar.

Berbeda dengan reksadana pasar uang, deposito mengharuskan Anda untuk memiliki modal investasi yang cukup besar. Umumnya, Anda harus menyimpan uang minimal Rp. 1.000.000 untuk memiliki deposito.

Namun dengan modal yang kecil tersebut, return yang Anda dapatkan juga hanya berdasarkan suku bunga terendah.

Jadi, bagi Anda yang belum memiliki modal yang besar untuk melakukan investasi, akan lebih baik di mulai dengan melakukan investasi di reksadana pasar uang.


3.    Pengambilan dana fleksibel dan tanpa denda
Seperti yang Anda ketahui, jika Anda berinvestasi dengan deposito, dana yang Anda simpan tidak bisa Anda ambil seenaknya.

Terdapat jangka waktu tertentu yang harus dipenuhi terlebih dahulu sebelum uang itu bisa Anda ambil agar tidak terkena denda.

Denda akan dikenakan kepada Anda apabila pengambilan dana dilakukan sebelum tanggal jatuh tempo. Sehingga prosesnya tidak fleksibel.

Sebaliknya, reksadana pasar uang memberikan keleluasaan bagi Anda dalam mengambil dana. Anda dapat mengambilnya kapan saja tanpa ada jangka waktu yang harus dipenuhi terlebih dahulu.

Terlebih lagi, pencairan dana di reksadana pasar uang dapat dilakukan dengan mudah dan dimana saja karena prosesnya bisa dilakukan secara online.

Jadi, Anda tidak perlu repot-repot menyediakan waktu khusus untuk pergi mencairkan dana Anda.


4.    Tidak Ada Jangka Waktu
Sebelum memilih untuk berinvestasi dengan deposito, Anda harus memikirkan dengan matang kegunaan investasi itu, dan memastikan bahwa uang itu tidak Anda perlukan sesuai jangka waktu yang sudah Anda pilih.

Hal ini dimaksudkan supaya Anda tidak terkena denda jika mengambil dana sebelum jatuh tempo.

Namun, bagaimana jika tiba-tiba saja Anda mendadak membutuhkan dana tersebut? Disinilah letak kelebihan reksadana pasar uang lainnya.

Saat Anda melakukan investasi di reksadana pasar uang, Anda tidak perlu pusing memikirkan masa depan uang tersebut, karena uang bisa diambil kapan saja tanpa terkena denda. Bahkan investasi bisa Anda lakukan hanya dalam 1 hari saja!


Kekurangan Reksadana Pasar Uang

Segala sesuatu tentunya memiliki sisi positif dan negatifnya. Begitupun dengan investasi reksadana pasar uang, berikut ini beberapa kekurangan dari reksadana pasar uang.


1.    Beresiko
Saat melakukan investasi dengan reksadana pasar uang, maka MI Anda akan melakukan perputaran uang di dunia pasar uang, dan tentunya terdapat resiko bahwa; tempat perputaran itu wanprestasi.
Jika hal itu terjadi, maka Anda akan mengalami kerugian. Namun kerugian tersebut tidak akan terlalu besar karena sudah dibatasi dengan peraturan untuk hanya menaruh maksimal 10% pada masing-masing jenis pasar uang.

Dengan adanya peraturan tersebut, Anda tidak akan merasakan kerugian yang bisa menghabiskan seluruh modal investasi Anda.

2.    Nilai return tidak pasti
Berbeda dengan deposito yang memiliki nilai return yang jelas, reksadana pasar uang memberikan nilai return yang berfluktuasi sehingga tidak bisa diprediksi berapa keuntungan yang akan Anda peroleh.

Dengan fluktuasi nilai return ini, Anda bisa mendapatkan keuntungan yang besar, atau malah bisa mengalami kerugian.


 2.  Reksadana Berbasis Obligasi (Pendapatan Tetap)
Reksadana pendapatan tetap adalah jenis reksadana yang menginvestasikan sekurang-kurangnya 80 persen dari asetnya dalam bentuk efek utang atau obligasi. Obligasi atau surat utang ini bisa yang diterbitkan oleh perusahaan (korporasi) maupun obligasi pemerintah.
Tujuannya untuk menghasilkan tingkat pengembalian yang stabil. Risikonya relatif lebih besar daripada reksadana pasar uang tetapi lebih moderat dibandingkan saham sehingga cocok untuk jangka waktu 1 sampai 3 tahun.

Cara berinvestasi Reksadana Obligasi
Reksa dana melakukan distribusi pendapatan (income distribution) maupun distribusi keuntungan (capital gain). Distribusi pendapatan merujuk pada pembagian dividen yang didapat dari hasil investasi saham. Dividen diperoleh jika perusahaan mendapatkan keuntungan dan membagi sebagian keuntungan pada pemegang saham.
Pendapatan lain yang didistribusikan adalah pendapatan bunga obligasi yang dibayar secara periodik. Sedangkan distribusi keuntungan didapat ketika reksa dana menjual kembali saham atau obligasi yang dimiliki saat harga jualnya melebihi harga beli. Selisih dari harga tersebut adalah capital gain, sementara jika harga jual di bawah harga beli, kerugiannya disebut dengan capital loss.
Distribusi pendapatan ataupun distribusi capital gain tidak benar-benar disalurkan pada investor dalam bentuk kas, melainkan diinvestasikan kembali oleh manajer investasi sehingga investor menikmati keuntungan. Kita dapat membeli reksa dana pendapatan tetap di beberapa tempat:
Perusahaan Aset Manajemen: Kita dapat membeli langsung reksa dana pasar uang di perusahaan aset manajemen yang mengelolanya.
Bank: Kita juga dapat membeli investasi reksa dana pasar uang di Bank Umum.
Online: Kita juga dapat membeli investasi reksa dana pasar uang secara online. 

Kelebihan dan Kekurangan Reksa Dana Obligasi

Dibandingkan cara investasi lain, reksa dana memiliki beberapa keuntungan yang disukai para investor.

Diversifikasi investasi
Dana yang terkumpul dalam reksa dana diinvestasikan dalam portofolio yang terdiri dari ragam jenis saham, obligasi, dan surat berharga lain yang masing-masing berbeda profil risikonya.
Ini yang dimaksud pepatah "jangan menaruh semua telur dalam satu keranjang." Karena untuk meminimalisasi kerugian dan mengoptimalkan peluang keuntungan perlu diversifikasi ke berbagai instrumen yang profil risiko dan return-nya berbeda.
Pengelolaan profesional dan transparan
Reksa dana dikelola manajer investasi yang memiliki keahlian dan pengalaman mengelola dana investasi. Dalam praktiknya juga melibatkan bank kustodian yang tepercaya untuk menangani administrasi. Keduanya (manajer investasi dan bank kustodian) harus mendapatkan persetujuan OJK yang menjamin bahwa tidak ada penipuan dan pencurian di dalamnya.
Selain itu, informasi dan perkembangan portofolio reksa dana dipublikasikan kepada masyarakat luas, bahkan manajer investasi melalui bank kustodi berkewajiban mengumumkan nilai aktiva bersih (NAB) setiap hari di surat kabar dan internet supaya investor lebih mudah untuk memantau investasinya.
Likuiditas tinggi
Artinya dapat dicairkan kapan saja dengan mudah. Dalam reksa dana terbuka ada kewajiban untuk membeli kembali unit penyertaan sehingga investor bisa mengambil uang tunai kapan saja dia membutuhkan. Cocok untuk Anda yang menginginkan sewaktu-waktu bisa mencairkan uang Anda untuk keadaan darurat.

Biaya rendah
Karena dana berasal dari berbagai investor yang dikumpulkan secara kolektif, maka biaya transaksi semakin murah dan efisien dibandingkan dengan transaksi sendiri di bursa. Selain itu, setoran awal untuk reksa dana juga relatif murah. Saat ini dengan minimal uang Rp 100 ribu, seseorang bisa mulai berinvestasi reksa dana.

Adapun kekurangannya adalah, reksa dana memiliki nilai investasi yang fluktuatif. Ini memungkinkan dalam suatu kasus, nilai investasi bisa sangat jatuh dan investor mengalami kerugian. Selain itu cara investasi ini tidak dijamin pemerintah seperti halnya tabungan atau deposito. Jika terjadi hal yang tidak diinginkan (force majeur), seperti krisis ekonomi atau perusahan bangkut, Anda tidak akan mendapatkan apa-apa dan bisa kehilangan uang tersebut.

3.  Reksadana Berbasis Saham
Reksadana Saham adalah jenis Reksadana yang menempatkan investasi ke pembelian saham – saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. Hasil keuntungan diperoleh dari kenaikkan harga saham yang dibeli di bursa.
Reksadana saham adalah jenis reksadana yang menginvestasikan sekurang-kurangnya 80 persen dari aktivanya dalam bentuk efek bersifat ekuitas.
Tujuannya untuk pertumbuhan harga saham atau unit dalam jangka panjang. Risikonya relatif lebih tinggi dari reksadana pasar uang dan reksadana pendapatan tetap, namun memiliki potensi tingkat pengembalian yang paling tinggi.

Cara berinvestasi di Reksadana Berbasis Saham

1.    Pilih Platform
Saya menyarankan menggunakan platform reksadana online. Karena murah, dan mudah.
Pilih platform reksadana online yang menjual reksadana dari semua manajer investasi. Jadi dia tidak menjual satu manajer investasi saja, tetapi banyak, sehingga Anda punya variasi pilihan.
Sekarang sudah banyak platform Online, antara lain ipot indopremier, mandiri investasi, Bareksa dan sebagainya.
Untuk tulisan ini, saya menggunakan ipot karena sudah terbiasa dan caranya cukup simpel. Saya sudah menggunakan ipot selama 3 tahun.

2.    Daftar Anggota
Salah satu keunggulan ipot adalah Anda tidak perlu hadir ke kantor mereka. Pihak ipot yang akan jemput bola menemui Anda.
Pengalaman saya, setelah selesai mengisi formulir anggota secara online, saya buat janji secara Online juga soal kapan, jam dan dimana untuk bertemu petugas yang datang meminta tanda tangan basah saya.
Ini pengalaman saya 3 tahun lalu. Sekarang mungkin berbeda.
Karena saya pernah membaca bahwa pembukaan rekening reksadana di Mandiri Sekuritas bisa menggunakan sarana video call sebagai ganti tatap muka.
Kembali soal pembukaan rekening, yang penting diperhatikan adalah info rekening tabungan harus sudah dipastikan benar karena pencairan uang dari reksadana akan dilakukan ke rekening tersebut.

3.    Deposit Dana
Setelah terdaftar sebagai anggota, Anda langsung bisa masuk ke aplikasi reksadana.
Untuk melakukan investasi, pertama tama Anda harus deposit dana di rekening yang terdaftar di ipot. Setelah transfer, Anda bisa langsung mengecek di aplikasi apakah uang sudah efektif masuk rekening.
Setelah dana efektif, Anda siap melakukan investasi. Tapi sebelum itu, pilih dahulu reksadana saham yang akan diinvestasikan sesuai tujuan keuangan Anda.
Pemilihan ini merupakan proses kritikal karena salah pilih Reksadana akan mengakibatkan kegagalan mencapai tujuan keuangan yang hendak dicapai dengan membeli instrumen investasi.

4.    Memilih Reksadana Saham
Anda lihat reksadana saham apa yang tersedia di platform online yang anda gunakan. Dalam hal saya, maka saya akan cek daftar reksadana saham yang tersedia di ipot.
Karena sebagus apapun suatu reksadana saham, tetapi jika dia tidak terdaftar di platform yang Anda gunakan, Anda tidak bisa membelinya.
Saat ini, IPOT bekerjasama dengan 31 Manajer Investasi dengan 181 Reksadana. Cukup lumayan pilihannya.
Setelah melihat daftar reksadana saham yang tersedia, Anda sekarang bisa melakukan pemilihan.

Pilihan bisa dilakukan berdasarkan kriteria sbb:

Reksadana Saham Terbaik. Sejumlah media secara rutin memberikan penghargaan ini. Silahkan dilihat apakah ada Reksadana saham terbaik, yang dijual di platform; atau
Return Tertinggi. Pilih berdasarkan return tertinggi yang angkanya bisa dilihat di platform. Tetapi perlu diingat, cara ini ada resikonya karena return tinggi resiko ikut tinggi; atau
Dana Kelolaan. Pilih berdasarkan dana kelolaan yang angkanya juga tersedia di platform. Dana kelolaan menunjukkan seberapa besar uang yang sudah diinvestasikan di Reksadana tersebut. Secara tidak langsung merefleksikan kepercayaan investor atas kinerja manajer investasi dan reksadana.

5.    Membeli Reksadana Saham

Setelah menentukan pilihan, Anda bisa melakukan pembelian. Berikut ini proses pembelian di ipot, yang mana bisa berbeda dengan platform Online yang lain, meskipun prinsip nya sama.
Pertama tama Anda perlu memilih jenis reksadana saham agar platform hanya menampilkan daftar jenis ini saja. Jadi, Anda bisa lebih fokus memilihnya.
Setelah itu, dari daftar tersebut, Anda tinggal memilih reksadana saham yang akan diinvestasikan. Di setiap reksadana disediakan tombol ‘buy’ dan ‘sell’, yang terletak di ujung kanan .
Klik pilihan ‘buy’, lalu kemudian muncul form yang meminta Anda mengisi jumlah investasi yang akan dilakukan. Dalam form tersebut ditampilkan juga jumlah dana yang tersedia di rekening Anda untuk bisa melakukan investasi.

Catatan: Anda tidak bisa melakukan investasi lebih besar dari dana yang tersedia di rekening.

Setelah mengisi jumlah investasi, Anda harus klik ‘confirm’ yang tersedia di bagian bahwa Form. Setelah itu, investasi reksadana saham efektif diproses oleh platform.
Proses pembelian reksadana membutuhkan waktu 3 atau 4 hari sejak order dimasukkan. Jadi, investasi tidak hari itu juga efektif.

6.    Memonitor
Dalam investasi, salah satu hal penting adalah cara mengevaluasi kinerja reksadana. Hal tersebut menuntut monitoring perkembangan kinerja Reksadana secara efektif dan akurat.
Anda perlu tahu bagaimana kinerja dari investasi yang sudah dilakukan. Berapa nilai investasi Reksadana, lalu berapa potensi keuntungan atau kerugian. Itu hal dasar yang perlu di monitoring.

Di IPOT, informasi dan cara mengevaluasi kinerja reksadana tersedia gratis dan lengkap, yang menampilkan metrik penting, yaitu:

Nilai Investasi berdasarkan harga pasar terakhir
Berapa potensi keuntungan/kerugian secara nominal berdasarkan harga pasar (market value) terakhir
Potensi keuntungan/kerugian secara prosentase
Setiap hari, laporan kinerja diperbaharui otomatis sesuai perkembangan harga terakhir, sehingga investor bisa selalu tahu nilai investasi di Reksadana yang terkini.

7.    Menjual
Cara menjual atau me-redeem Reksadana cukup mudah. Salah satu manfaat reksadana saham adalah kemudahan dalam pencairan.
Saat masuk ke dalam aplikasi, Anda mendapatkan daftar portfolio Reksadana yang Anda miliki saat ini dan di dalam nya Anda tinggal memilih tombol ‘Sell’.
Ada dua pilihan cara menjual, yaitu berdasarkan jumlah unit Reksadana atau nilai uang yang ingin dicairkan. Silahkan isi dalam kolom yang sudah disediakan.
Selain itu, Anda diminta menentukan ke rekening mana dana hasil pencairan Reksadana akan ditransfer. Bisa rekening bank di platform IPOT (supaya bisa digunakan untuk investasi kembali) atau transfer ke rekening milik Anda sendiri supaya bisa ditarik dananya.

Kelebihan dan Kelemahan

Kelebihan:
1. Dikelola oleh tim investasi yang profesional, sehingga tidak perlu repot belajar investasi seperti cara pemilihan saham dan lain-lain.
2. Dengan nominal kecil, dapat membeli beberapa saham blue chip secara tidak langsung melalui unit penyertaan reksadana.
3. Secara psikologi, investor reksadana tidak terlalu peduli dengan naik turun indeks karena investasi bersifat jangka panjang.

Kelemahan:
1. Investor harus menanggung biaya yang lebih besar seperti fee beli, fee jual dan feemanajemen.
2. Konservatif, dalam artian ada beberapa batasan-batasan yang cukup ketat untuk melindungi investor dari sisi risiko yang tentu saja akan mengorbankan return.


H.Investasi Saham di Pasar Modal

Investasi saham adalah kegiatan penanaman modal yang dilakukan dengan pembelian beberapa kepemilikan saham pada sebuah perusahaan dengan tujuan untuk mendanai keperluan dan mendukung jalannya ekonomi sehingga memberikan keuntungan bagi para penanam modal.
Saham sendiri merupakan salah satu instrumen pasar modal yang diperbandingkan di lantai bursa efek sebagai langkah sebuah perusahaan untuk memperoleh modal untuk kelangsungan ekonomi perusahaannya.

Cara berinvestasi Saham di Pasar Modal
1. Melalui Pasar Primer 
Sebagian orang menyebut ini sebagai Pasar Perdana. Ini adalah saat dimana perusahaan pertama kali menjual sahamnya kepada masyarakat. Ini disebut juga dengan istilah Initial Public Offering (IPO) atau Go Public. 
Dari perusahaan tertutup dimiliki beberapa orang, menjadi perusahaan terbuka dengan dimiliki oleh banyak orang.
Mereka biasanya mengumumkan penjualan tersebut di berbagai media cetak berskala nasional dalam bentuk Prospektus. 
Kita disini bisa membelinya secara langsung atau melalui rekanan kita yang menjadi anggota bursa atau yang menjadi authorized untuk saham IPO tersebut.  
Detailnya, di Prospektus yang terdapat di berbagai Media Cetak tersebut biasanya juga mencantumkan alamat dan syarat-syarat yang diperlukan untuk bisa membeli saham perusahaan tersebut.  Kita tinggal datang ke alamat tersebut dan bisa membelinya langsung disana. 
Tetapi harap diketahui bahwa biasanya ada jangka waktu tertentu dalam penjualan saham di Pasar Perdana. Jadi kita harus mengetahui kapan batas waktu pembelian saham di Pasar Perdana itu habis.
Beberapa media di internet antara lain yang bisa kita akses untuk meningkatkan pengetahuan tentang dunia pasar modal, antara lain : www.ojk.go.id www.bapepam.go.id www.idx.co.id Yahoo finance// finance.yahoo.com www.moneycentral.com www.bloomberg.com 
Atau media internet lain yang berhubungan dengan berita khusus pasar modal serta media cetak (Koran, tabloid dan majalah), TV, Radio dan lain-lain. 

2. Melalui Pasar Sekunder
Setelah Jangka Waktu IPO selesai, seseorang yang ingin memiliki saham harus membelinya dari orang lain. Jadi, ini sebetulnya adalah transaksi dari investor ke investor. Bukan dari perusahaan ke investor seperti yang terjadi pada Pasar Perdana. 
Proses transaksi jual beli saham dari investor ke investor ini disebut transaksi di Pasar Sekunder, dan transaksi ini harus dilakukan di sebuah tempat khusus yang bernama Bursa Efek. Di Bursa Efek inilah transaksi saham antar investor satu ke investor lain dilakukan. Ibarat mall, Bursa Efek yang kita namakan Bursa Efek Indonesia (BEI) inilah yang menjadi pengelola mall tersebut yang didalamnya terdapat anggota bursa (AB). 
Transaksi jual beli saham di Bursa Efek dilakukan oleh sebuah perusahaan perantara atau pialang. Jadi sebagai investor, kita bisa membeli saham melalui jasa pialang, dimana nanti kita juga harus membayar semacam fee kepada pialang tersebut sebagai ‘honor’ mereka. 
Untuk itu, kita biasanya harus menjadi nasabah terlebih dahulu dari sebuah perusahaan pialang, dimana kita akan diminta untuk mendepositokan sejumlah uang yang besarnya berbeda-beda untuk setiap perusahaan pialang. Daftar nama pialang bisa kita lihat di BEI atau www.idx.co.id. 
Terakhir yang tidak kalah pentingnya, ada beberapa saham masuk kategori tertentu, seperti Indeks LQ45, yakni saham-saham paling laris yang terdiri dari 45 saham yang  dipilih berdasarkan likuiditas dan kapitalisasi pasar.
Ada juga JII/Jakarta Islamic Index yang terdiri dari 30 saham syariah yang dipilih berdasarkan kapitalisasi pasar dan likuiditas dan telah disyahkan oleh DSN (Dewan Syariah Nasional) Indonesia.
Ada juga indeks sektoral, yakni yang terdiri dari 10 sektor dan menggunakan seluruh saham pada masing-masing sektor dan indeks-indeks yang lain sesuai kepentingannnya. Dan kesemuanya itu bisa dilihat di beberapa media cetak yang rutin menerbitkannya.

Kelebihan dan Kelemahan Investasi Saham di Pasar Modal


Kelebihan Investasi Saham
Sebagai penanam modal pada sebuah perusahaan tentunya yang diinginkan adalah keuntungan, seperti halnya investasi saham. Berikut ini beberapa keuntungan yang diperoleh dalam menjalani investasi saham.

1. Dividen
Dividen adalah keuntungan perusahaan yang dibagikan sebagian kepada para pemegang saham. Jumlah dividen yang dibagikan sebelumnya akan melalui Rapat Umum Pemegang Saham ( RUPS ). Jumlah pembagian dividen untuk setiap perusahaan akan berbeda-beda, tergantung dari hasil rapat perusahaan.
Cara pembagian dividen memiliki dua cara yaitu dividen tunai dan dividen saham. Dividen tunai dibagikan perusahaan dalam bentuk uang tunai, sedangkan dividen saham diberikan kepada pemegang saham dalam bentuk saham baru untuk menambah jumlah saham pemegang saham.

2. Capital Gain
Capital gain adalah keuntungan yang diperoleh dari selisih harga pembelian dan penjualan.

Contoh : Anda membeli saham sebuah perusahaan ketika harganya masih Rp 1000 per lembar, setelah 6 bulan ternyata harga saham tersebut naik menjadi Rp 2000. Jika anda menjual di harga itu, maka anda akan memperoleh keuntungan Rp 1000 per lembar saham.
Jadi, selisih harga tersebut yang dinamakan capital gain. Capital gain biasanya diberikan oleh perusahaan yang tidak memberikan keuntungan dalam bentuk dividen.

Kelemahan Investasi Saham
Sama halnya dengan jenis-jenis investasi lainnya, investasi saham juga memiliki resiko atau kerugian yang akan dibebankan pada pemegang saham. Berikut ini beberapa kerugian investasi saham.

1. Tidak Memperoleh Pembagian Dividen
Jika perusahaan tidak membukukan keuntungan atau pada rapat umum pemegang saham ( RUPS ) memutuskan tidak membagikan dividen karena dana akan digunakan untuk hal lain. Jika terjadi seperti ini, maka pemegang saham hanya akan mengandalkan keuntungan dari Capital Gain.

2. Terjadi Capital Loss
Capital loss merupakan kebalikan dari capital gain, yang merupakan penurunan harga saham yang terjadi karena kinerja perusahaan menurun. Hal ini dapat menimbulkan kerugian yang besar jika tingkat penurunan harganya juga besar, terlebih lagi pada pemegang saham yang memiliki lembar lebih banyak.

3. Resiko Likuidasi atau Perusahaan Bangkrut
Resiko atau kerugian terbesar investasi saham adalah ketika perusahaan dinyatakan bangkrut atau pailit. Para pemegang saham tidak bisa menuntut kembali modal yang sudah mereka tanamkan pada perusahaan tersebut.

4. Delisting Dari Bursa Efek
Dengan alasan tertentu perusahaan emiten bisa saja dihapus dari bursa sehingga pemegang saham tidak bisa memperdagangkan sahamnya lagi di bursa efek.



Referensi:

https://rocketmanajemen.com/definisi-investasi/#a (Diakses pada tanggal 23 November 2018)
http://www.kelasinvestasi.com/investasi-properti-2/ (Diakses pada tanggal 23 November 2018)
https://www.intanblog.com/pengertian-investasi-saham/ (Diakses pada tanggal 24 November 2018)