SEJARAH SINGKAT
Sejarah
Dua Kelinci berawal dari kiprah dua tokoh yakni Hoe Sie Ak dan Lauw Bie Giok.
Awalnya, Ho Sie Ak dan Lauw Bie Giok membuat pabrik kacang kemasan untuk
menampung hasil panen para petani. Pada 1972, kacang kemasan itu diberi merk ‘Sari Gurih’ dengan logo gambar dua
kelinci, yang ternyata bertahan dan melegenda hingga hari ini.
Sari
Gurih pun berkembang pesat. Pada 1982, Sari Gurih berganti nama menjadi Dua
Kelinci. Merk ini kemudian mendapatkan hak paten pada 1985 dan perusahaannya
diberi nama PT Dua Kelinci.
Dua
bersaudara Ali Arifin dan Hadi Sutiono kemudian memperbaharui bisnis Dua
Kelinci, dari produsen makanan kemasan menjadi pabrik pengolahan berteknologi
tinggi. Keduanya fokus pada bisnis pengolahan komoditas kacang asli Indonesia,
khususnya yang dihasilkan di sekitar Pulau Jawa dan Bali.
Saat
ini PT Dua Kelinci dikenal sebagai perusahaan besar dengan produk-produk yang
inovatif. Selain kacang kulit, Dua Kelinci juga memproduksi kacang berbagai
rasa, kacang bersalut tepung atau bumbu serta beragam jenis makanan lainnya.
PROSES
PRODUKSI KACANG DUA KELINCI
1. Pembelian Kacang Basah
Proses
pertama kali yang dilakukan adalah pembelian kacang basah dari supplier.
Penjual kacang masuk ke perusahaan dengan mambawa moda transportasi sendiri.
Kemudian akan diberikan nomor antria olah satpam kemudian setelah itu dilakukan
proses penimbangan. Pada awalnya dilakukan penimbangan total antara moda
transportasi dengan kacang. Penimbangan kedua dilakukan setelah proses
pembongkaran kacang. Berat kacang didapat dari hasil pengurangan antara berat
total dengan berat moda transportasi. Masuk ke area pembelian kacang basah.
Bagian ini masuk ke bagain pembelian. Ketika kacang dibongkar dari kendaraan
maka pihak quality control akan mengambil sampel satu genggam setiap satu
karung kemudian dimasukkan ke dalam wadah. Seletah diambil semua sampel dari
moda transportasi kemudian sampel kacang di timbang sebanyak satu kilo. Kacang
akan pilih untuk membedakan yang muda dan yang tua oleh bagian quality control
dan penerimaan kacang basah. Perbandingan yang direkomendasikan adalah tidak
kurang dari 2 : 1. Artinya 2 untuk kacang yang tua dan 1 untuk kacang yang
muda. selain mengecek perbandingan kacang muda dan tua, hal yang lain yang
dicek adalah banyaknya tanah yang melekat pada kacang atau kandungan tanah yang
menempel pada kacang. Banyaknya tanah dapat dicari dari penimbangan tanah yang
kotor kemudian kancang di cuci setelah itu kacang ditimbang kembali. Penurunan
berat menunjukkan benyaknya kandungan tanah yang melekat pada kacang. Banyaknya
kandungan kacang dapat dinyatakan dalam satuan persen. Biasanya kandungan tanah
sekitar 10 - 30%. Supplier kacang yang menjual kacang ke PT Dua Kelinci
bermacam – macam daerahnya mulai dari jawa barat sampai NTT, maka bisa
diartikan supplier dari berbagai wilayah di Indonesia. Setelah kacang selesai
dicek kemudian kacang akan dihamparkan pada pelataran yang sudah disediakan.
Setelah itu kacang akan didorong masuk ke intek degan menggunakan wheel loader.
Pada bagian intek terdapat 2 operator yang membantu untuk mamasukkan kacang
menuju intek. Intek sendiri teradat dua line yaitu sebelah barat dan timur.
2. Cleaner Tanah
Setelah
kacang masuk ke intek. Maka kacang akan dibawa oleh material handling berupa
belt conveyor masuk menuju ke dalam cleaner. Mesin cleaner tanah berbentuk
tabung yang besar dengan posisi horizontal yang diberi kemiringan supaya kacang
dapat turun. Cleaner tanah ini bertujuan untuk membersihkan kacang dengan cara
merontokan tanah yang melekat pada kacang. Cara kerjanya adalah dengan memutar
tabung tersebut sehingga dengan gaya sentripetal tanah akan jatuh kebawah
sedangkan kacang yang lolos akan dilanjutkan belt conveyor menuju proses
selanjutnya. Selain itu fungsi dari cleaner ini adalah untuk memilah kacang
yang kecil supaya tidak masuk proses berikutnya. Mesin ini memiliki plan logam
dengan ukuran 8 mm sehingga kacang yang kecil dan tanah dapat rontok melewai
lubang tersebut. Ukuran dari mesin ini adalah 650 cm untuk panjangnya dengan
diameter 150 cm. Bagian cleaner tanah memiliki 2 line yaitu line sebelah barat
dan sebelah timur. Jika produksinya banyak maka akan menggunakan 2 line
produksi tetapi jika kacangnya hanya sedikit maka hanya menggunakan 1 line saja
bisa yang bagian timur saja atau yang bagian barat saja. Kecepatan dari mesin
ini adalah 21 putaran per menit. Kacang yang memiliki ukuran yang kecil yang
bisa lolos dari proses perontokan ini akan dijadikan sebagai kacang ose untuk
dibuat kacang atom. Transportasi dari bagian cleaner ke bagian ose dengan
menggunakan truk karena letak bagian ose yang berada jauh dari mesin cleaner.
Pada bagian cleaner tanah terdapat 2 mesin pada masing masing line.
3. Cleaner Medium
Sistem
kerja pada cleaner medium ini sama dengan cleaner tanah. Pembeda dari mesin ini
adalah lubang yang terdapat pada mesin. Lubang disini lebih besar yaitu 12 cm.
Fungsi dari lubang yang lebih besar ini untuk memisahkan kacang yang ukuran
kecil supaya tidak masuk kebagian proses selanjutnya. Kecepatan mesin ini juga
12 putaran dalam satu menit. Pada cleaner ini, kacang yang ukuran kecil akan
diproses ke bagian kacang ose. Terdapat 2 operator yang standy untuk membantu
proses pengeluran kacang yang kecil dari lubang mesin cleaner.
4. Cleaner Basah
Setelah
kacang dirontokan dari tanah dan juga dipilih dari kacang yang kecil. Proses
berikutnya adalah masuk ke bagian cleaner basah. Pada bagian ini terdapat air
yang digunakan untuk membersihkan kacang dengan cara 55 disemprot melalui 6
lobang pipa yang terdapat didalam tabung cleaner. Pada bagian cleaner basah ini
terdapat 2 mesin yang memiliki ukuran yang sama dengan cleaner medium dan
cleaner tanah dengan kecepatan putaran yang sama.
5. Pencucian
Kacang
yag sudah selesai disemprot dengan air kemudian masuk ke bagian washing. Pada
bagian ini kacang akan dicuci dengan cara di putar dalam air. Kacang harus
melewati 5 molen yang berputar dan melewati 5 pedal pada setiap molen. Panjang
molen adalah 470 cm dengan panjang pedal 80 cm. Total bak washing memiliki
panjang 10 meter dengan lebar 840 cm. Kapasitas air pada bak washing adalah
120.000 liter. Bak washing ini juga memiliki 2 line produksi yaitu bagian barat
dan bagian timur dengan fungsi yang sama. Lama cuci untuk membersihkan kacang
adalah selama 6 menit 20 detik. Mesin ini dapat bergerak dengan bantuan
terborator yang dimonitor dari bagian panel washing yang dijalankan oleh
operator.
6. Cleaner Bilas/Spray
Setelah
kacang dicuci proses selanjutnya kacang harus melewati cleaner bilas supaya
kacang benar-benar bersih dari tanah. Cleaner bilas ini memiliki sistem kerja
yang sama dengan cleaner basah dimana terdapat spray air untuk menyemprot
kacang yang sudah dicuci. Mesin cleaner bilas ini ada 2 mesin dengan 2 line
produksi bagian timur dan bagian barat. Plan logam mesin ini memiliki lobang 9
ml untuk bagian yang pertama dan bagian yang kedua 10 ml. Air kotor yang sudah
digunakan untuk membilas ini dapat digunakan kembali pada bagian cleaner basah
dan juga washing karena air pada bagian cleaner bilas ini memiliki kualitas air
yang masih cukup bersih. Air didapatkan dari bak penampung yang berada dekat
dengan cleaner bilas.
7. Pemasakan
Kacang
yang sudah bersih akan dilanjutkan ke proses masak dengan menggunakan material
handling berupa conveyor untuk proses pemindahan kacangnya. Terdapat 3 mesin
cooking untuk proses memasak yaitu cooking 1, 2, dan 3. Cooking 1 memiliki
kapasitas 7 - 9 ton perjam dengan panjang mesin 18 meter dan kapasitas air
18.000 liter sedangkan untuk lama rebusnya adalah 8 menit 20 detik. Temperatur
diatur pada temperatur > 100 0 Celcius. Untuk memanaskan air, kondisi mesin
harus disettup terlebih 56 dahulu dengan energi dari batubara sedangkan untuk
mengalirkan panas supaya bagian cooking dapat panas semua menggunakan minyak
solar supaya panas air dapat terus terjaga. Kemudian pada cooking 2 dan 3
memiliki kapasitas yang sama yaitu 32.000 liter dengan panjang 24 meter dan
lama rebut 9 menit. Kapasitas kacang bisa mencapai 12-14 ton perjam. Temperatur
diatur pada suhu > 100 0 Celcius. Suhu olinya disetting pada 200 0 Celcius.
Kadar garamnya diatur pada 16 % untuk perebusan. Garam didapat dari dalam
negeri dan luar negeri. Untuk luar negeri biasanya diambil dari australia.
Garam disimpan pada gudang yang letaknya dekat dengan cooking. Proses pemberian
garam dimasukkan lewat atas mesin cooking dengan menggunakan conveyor. PH
diukur pada 5,5 – 6 dengan menggunakan tawas. Ada penampungan air 34.000 liter
hasil dari cooking. Untuk menjaga kualitas kacang dilakukan menajemen mutu
untuk selalu mengecek kadar garam, PH, dan juga kematangan kacang. Pengecekan
kadar garam dicek dengan mengunakan refraktometer dengan cara diambil air yang
ada dalam cooking sebanyak 1 tutup botol kemudia dicampur dengan air biasa
sebanyak 2 tutup botol. Kemudian diaduk diambil sampel dioleskan pada alat
refraktometer dan dilihat kadar garamnya. Untuk mengecek PH air dengan
menggunkan kertas lakmus. Untuk mengecek kematangan dari kacang harus dilakukan
secara manual yaitu dengan cara dimakan. Proses pengecekan dilakukan setiap 30
menit sekali oleh bagian quality control dan setiap satu jam sekali oleh bagian
produksi.
8. Pengeringan
Proses
selanjutnya adalah pengeringan kacang. Kacang yang sudah selesai dimasak akan
langsung masuk ke bagian pengeringan dengan menggunakan conveyor. Mesin drying
terdapat 3 bagian mesin utama yaitu drying A, B, dan C. Drying A dibeli dari
malaysia. Sedangkan untuk drying B dan C dibuat oleh bagian teknik fabrikasi.
drying A memiliki mesin sebanyak 24 mesin, drying B dan C memiliki jumlah mesin
masing - masing sebanyak 28 mesin sehingga total mesin drying ada 80 buah .
Sistem kerja pada mesin ini adalah dengan memberikan suhu udara panas dengan
suhu 80 – 90 0 Celcius. Kapasitas setiap mesin adalah 6 ton untuk drying B dan
C, sedangakan drying A kapasitas bak sebesar 2 – 4 ton. Setiap pengisian tiap
bak membutuhkan waktu selama 20 menit. Lama proses pengeringan selama 16 – 18
jam. Setiap 4 jam dilakukan proses sirkulasi yaitu dengan 57 cara memindah
kacang yag paling bawah dipindah ke atas dengan menggunakan elevator dan
conveyor sehingga semua kacang akan kering dengan maksimal. Setelah kadar air
berkurang kemudian akan dilakukan sirkulas setiap 2 jam sekali sampai kadar air
mencapai 6 – 8 %. Pada bagian drying terdapat operator yang bertugas untuk
memonitor mesin melalui bagian panel dan terdapat operator yang bertugas untuk
memonitor pengisian bak pada drying. Setelah kacang dikeringkan kemudian masuk
ke bagian cleaner kering.
9. Cleaner Kering
Setelah
kacang sudah matang dan sudah kering kemudian kacang tersebut masuk ke proses
cleaner kering untuk membersihkan kacang dari kotoran seperti cenos dan
jembros. Proses cleaner ini bertujuan untuk membersihkan debu, sisa – sisa akar
dan batang yang masih menempel pada kacang sehingga kacang benar – benar
bersih. Pada proses ini dihasilkan kotoran atau debu yang telah terpisahkan
dari kacang kering. Pada cleaner kering ini terdapat empat mesin yang setiap
mesinnya terdapat 5 corong. Sehingga total ada 20 corong untuk mengalirkan
cenos dan jembor keluar mesin cleaner. Jembros dan cenos tersbut akan dijual
kepada pihak lain sedangakn kacang yang bersih akan masuk ke bagain sackbin
sementara atau sackbin induk.
10.
Sackbin
Induk
Kacang
yang sudah bersih dan bebas dari kotoran akan dilanjutkan ke bagian sackbin
induk untuk disimpan sementara. Hal ini dilakukan karena kapasitas gravity
tidak dapat menampung semua kacang yang keluar dari cleaner, sehingga harus
ditampung dahulu. Sackbin ini bentuknya seperti ruangan yang dapat menampung
kacang sedangkan bagian bawahnya terdapat corong untuk mengalirkan kacang
menuju proses selanjutnya.
11.
Gravity
Pada
bagian gravity ini kacang akan dilakukan engayakan dengan alat berupa gravity
separator. Alat ini dapat memisahkan kacang muda dengan kacang tua, selain itu
juga kacang yang ada isinya dengan kacang yang tidak ada isinya berdasarkan
berat jenisnya. Pada mesin gravity ini terdapat 3 hasil yaitu C1, C2, dan C3.
C1 Dan C2 merupakan kacang garapan yang siap disimpan pada sackbin silo.
Sedangkan C3 merupakan cenos atau 58 sampah yang siap jual untuk pakan ternak.
Terdapat 2 gravity dengan 3 corong. Kapasitasnya 9 - 10 ton per jam.
12.
Sackbin
Silo
Kacang
yang lolos dari tahap gravity akan masuk ke sackbin silo. Pada sackbin silo
terdapat 24 sackbin dengan kapasitas masing-masing sackbin adalah 80 - 90 ton.
Setiap sackbin terdapat 6 corong. Untuk menjaga kualitas kacang supaya tetap
prima maka setiap 1 hari sekali akan dilakukan pengecekan suhu. Suhu optimum
yang terdapat pada sackbin harusnya 29 – 35 0 C supaya ruang tersebut tidak
mudah lembab. Selain melakukan cek suhu pada sackbin induk juga dilakukan cek
blower setiap 2 hari sekali supaya kacang tidak lembab dan berjamur. Lama
penyimpanan kacang pada sackbin silo bisa mencapai 3 - 5 bulan. Selain kacang
disimpan pada sackbin silo, tempat penyimpanan yang lain adaah coolstorage dan
stapelan.
13.
Sortir
Proses
penyortiran dimaksdkan untuk mengklasifikasikan kacang menjadi dua kelas mutu,
yaitu mutu medium, dan mutu ekspor. Penggolongan kelas mutu ini berlaku
internal, dalam arti kelas mutu ekspor dapat berarti kacang khusus untuk
diekspor atau untuk dikonsumsi dalam negeri tetapi bermutu tinggi dengan
pasar-pasar yang berbeda dari kacang mutu lokal. Sortasi dilakukan secara
otomatis dengan mesin sortex dan mesin anysort. Parameter sortasi yang
digunakan secara umum adalah sifat fisik kacang seperti ketuaan, bentuk,
ukuran, kebersihan kulit, jumlah biji dan lubang atau cacat. Pada proses ini
kacang akan dipisahkan dari parameter tersebut kemudian bagian quality control
akan melakukan pengecekan sampel dengan mengambil sampel 1 kilo gram dalam 30
menit pada satu line. Kemudian hasil dari pemisahan tersbt akan diukur beratnya
kemudian dilihat refraksinya berapa persen. Jika terdapat refraksi yang tidak
sesuai dengan parameter maka akan dilakukan tindakan lanjut terhadap mesin
sortir. Setelah selesai dari sortir kacang akan masuk kedalam sackbin oven.
Setelah dari sackbin oven baru masuk ke bagian oven.
14.
Oven
Proses
pengovenan ini bertujuan untuk membentuk flavour kacang serta rasa kacang yang
renyah dan gurih. Pada tahap proses inilah yang paling menentukan rasa dan
flavour kacang. Pengovenan kacang dilakukan dalam 59 roaster untuk garapan
ekspor dan termopack untuk grapan medium. Suhu yang digunakan untuk mengoven
adalah 70 – 80 0 C selam 48 jam. Kacang hasil pengovenan mempunyai kadar air
hingga 2 – 4 %. Proses pengisian pada bak oven dilakukan selama 4 jam
pengisian, 2 kali sirkulasi setiap 6 jam sekali dan minimal sirkulasi 8 jam
selama 4 kali. Pada bagian ini dilakukan pengecek oleh bagian quality control
untuk kadar air, rasa, dan kematangan. Setelah dioven kemudian kacang akan
masuk ke bagian cleaner kering untuk dibersihkan dari kotoran yang menempel sehingga
kacang benar – benar bersih. Setelah itu kacang akan masuk ke mesin sortex
untuk kualitas ekspor dan anysort untuk kualitas medium. Kacang yang tidal
lolos dari mesin sortir akan menjadi afal sedangakan yang lolos dari mesin
sortir akan masuk ke sackbin penampung yang selanjutnya akan dilakukan sortir
final.
15.
Sortir
Final
Pada
bagian sortir final ini kacacang disortir dengan menggunkan tenaga manusia.
Sortir akhir bertujan untuk memastikan kebersihan kacang garing dari
benda-benda asing. Sehigga sudah tidak ada benda-benda asing seperti kerikil
atau kotoran - kotoran yang mungkin terbawa pada proses sebelumnya. Selain itu
pada bagian ini juga dilakukan pengecekan untuk refraksi kacang dengan memilih
kacang yang burik, kusam, kotor, kulit pecah, isi satu dan isi 3. Proses
pengecekan ini dilakukan setiap 30 menit sekali. Setelah lolos dari sortir
final kacang akan masuk ke metal detector untuk kacang kualitas medium. Setelah
itu kacang akan masuk ke sackbin sementara untuk dilanjutkan ke mesin packing.
16.
Pengemasan
Pada
bagian ini kacang akan dikemas sesuai dengan kemasan. Proses pengemasan dibagi
menjadi dua line. Line yang pertama untuk kacang mutu ekspor dan line yang
kedua untuk kacang mutu medium. Kacang garing mutu ekspor dikemas dalam rungan
tertutup dengan mesin pengemas yang khusus yaitu mesin kawa DK. Sedangkan
kacang garing mutu medium dikemas dalam rungan yang terbuka dengan mesin
pengemas dengan merk cing fong. Pada pengemasan ekspor terdapat 10 mesin dengan
5 line. Sedangkan untuk pengemasan medium terdapat 28 mesin. Setelah kacang
selesai dikemas. Kemasan akan dicek oleh bagian quality assurance dan quality
control. Pengecekan ini berupa pengecekan gramatur, tanggal exp, 60 design,
longsill, edsill, kekembungan dan cek bocor. Setelah lolos dari semua proses
pengecekan maka proses selanjutnya adalah memasukkan produk kacang kedalam
kardus atau ball kemudian distapel diatas pallet.
17.
Penyimpanan
Warehouse
Produk
yang sudah dikemas baik dalam ball maupun dalam kardus akan distapel. Kemudian
stapelan tersebut dikirim ke bagian warehouse dengan bantuan material handling
berupa hand pallet. Setelah sampai di warehouse barang akan dicek oleh petugas
gudang. Jika sudah ok barang baru disimpan di gudang.
Referensi :
http://e-journal.uajy.ac.id/14792/1/TI07875.pdf (Diakses pada tanggal 16 November 2018)
http://duakelinci.co.id/id/who-we-are/the-journey/ (Diakses pada tanggal 16 November 2018)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar